Senin, 08 Maret 2010

Aksara Jawa


Aksara Jawa tidak jarang menjadi hal asing bahkan di masyarakat Jawa itu sendiri. Semakin sedikit aku menemui wong Jowo yang mampu menulis dan membaca aksara Jawa, beda dengan zaman masih sekolah dasar dulu, di mana aksara Jawa masuk dalam salah satu pelajaran disekolah jawa. Saat itu, aksara Jawa masih sering aku gunakan untuk menulis sesuatu di saat melamun.

Saat itu masih hafal luar kepala.
Sekarang sudah gak ada di kepala.

Mungkin penyebab utamanya adalah karena kurangnya keperluan aksara ini dalam keseharian.
Buat apa sih menggunakan aksara Jawa untuk baca tulis, sedangkan ada aksara yang universal, yang lebih general dan lebih mudah digunakan, yang disebut alfabet.

Namun bagaimanapun, aksara itu adalah milik masyarakat Jawa, dan seharusnya dilestarikan. Kalaupun tidak digunakan dalam keseharian, setidaknya masih mengetahui dan memahami.

Aksara Jawa sering disebut sebagai Honocoroko, yang diambil dari baris pertama bunyi dari aksara tersebut. Lengkapnya:

Ho No Co Ro Ko
Do To So Wo Lo
Po Dho Jo Yo Nyo
Mo Go Bo Tho Ngo

Menurut sejarahnya, kalimat itu memiliki muatan cerita:

Ono Coroko
Ada utusan (abdi setia)

Doto Sowolo
Saling berseteru

Podho Joyonyo
Sama-sama sakti

Mogo Bothongo
Keduanya menjadi mayat